Sabtu, 04 Juni 2011

JARINGAN WIRELESS

Jaringan Wireless


Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Pada dasarnya wireless dengan LAN merupakan sama-sama jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara keduanya adalah media jalur lintas data yang digunakan, jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan wireless menggunakan media gelombang radio/udara. Penerapan dari aplikasi wireless network ini antara lain adalah jaringan nirkabel diperusahaan, atau mobile communication seperti handphone, dan HT.

Wireless LAN
Wireless Local Area Network pada dasarnya sama dengan jaringan Local Area Network yang biasa kita jumpai. Hanya saja, untuk menghubungkan antara node device antar client menggunakan media wireless, chanel frekuensi serta SSID yang unik untuk menunjukkan identitas dari wireless device.

Mode Pada Wireless LAN
Tidak seperti pada LAN konvensional (kabel), pada Wireless LAN hanya terbagi ke dalam dua mode pemasangan (instalasi), yaitu mode add hock dan infrastruktur. Komunikasi Add Hock adalah sambungan komunikasi langsung antara masing-masing komputer/laptop dengan menggunakan media wireless. Penggunaan mode ini sama halnya dengan hubungan komunikasi point to multi point pada jaringan LAN konvensional. Masing-masing PC atau Laptop yang akan dihubungkan dengan mode add hock ini harus mempunyai SSID sebagai identitas dari PC yang akan digunakan untuk komunikasi dengan yang lainnya.
Pada komunikasi Add hock, tidak memerlukan access point untuk bisa saling berhubungan. Masing-masing host hanya harus memiliki transceiver serta receiver wireless untuk bisa berkomunikasi secara langsung.
Mode yang kedua adalah infrastruktur, dimana jaringan ini diperlukan sebuah akses point untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Keberadaan access point dimaksudkan untuk mentransmisikan data pada PC untuk jangkauan tertentu pada suatu area/wilayah. Pada mode infrastruktur ini dapat diperluas lagi menjadi jaringan Wireless LAN yang lebih besar dan kompleks dengan menambahkan beberapa Access Point pada titik-titik tertentu untuk memperluas jangkauannya.
Wireless LAN diperlukan ketika sebuah LAN konvensional tidak lagi bisa dikembangkan karena alasan tertentu, misal, sulitnya pengembangan model LAN konvensional karena keterbatasan tempat, ruang dan hal lainnya.

Komponen pada WLAN
Untuk bisa mengembangkan sebuah mode WLAN, setidaknya diperlukan empat komponen utama yang harus disediakan, yaitu :
  1. Access Point
Access Point akan menjadi sentral komunikasi antara PC ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringan yang dikempangkan milik sebuah korporasi pribadi. Access Point ini berfungsi sebagai konverter sinyal radio yang dikirimkan menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui perangkat WLAN lainnya untuk kemudian akan dikonversikan kembali menjadi sinyal radio oleh receiver.
  1. Wireless LAN Interface
Alat ini biasanya merupakan alat tambahan yang dipasangkan pada PC atau Laptop. Namun pada beberapa produk laptop tertentu, interface ini biasanya sudah dipasangkan pada saat pembeliannya. Namun interface ini pula bisa diperjual belikan secara bebas dipasaran dengan harga yang beragam. Disebut juga sebagai Wireless LAN Adaptor USB.
  1. Mobile/Desktop PC
Perangkat akses untuk pengguna (user) yang harus sudah terpasang media Wireless LAN interface baik dalam bentuk PCI maupun USB.
  1. Antena External, digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini bisa dirakit sendiri oleh client (user), misal : antena kaleng.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Pada WLAN
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat membangun WLAN, seperti :
  1. Seberapa besar jaringan WLAN akan dibangun. Dalam hal ini, adalah melihat kebutuhan akan jaringan yang akan dibangun nantinya. Jangan sampai pembangunan WLAN memakan biaya yang besar, sementara penggunaannya hanya terbatas untuk beberapa client saja. Meski bisa dijadikan sebagai investasi jangka panjang, akan tetapi akan jauh lebih bijak jika hanya untuk menghubungkan beberapa PC/Laptop menggunakan media komunikasi Add Hock (peer to peer)
  2. Sistem keamanan. Sistem keamanan ini penting dalam sebuah jaringan WLAN. Sebab WLAN merupakan sebuah jaringan yang rentan terhadap serangan dari luar karena komunikasinya menggunakan sinyal radio/gelombang yang bisa ditangkap oleh client ‘x’ pada area-area tertentu. Sistem keamanan ini penting karena jalur komunikasi data bisa saja berisi data-data rahasia dan penting, sehingga orang tidak bisa masuk kecuali melalui ijin akses yang telah distandarkan.
  3. Koneksi yang akan dikembangkan. Meskipun secara umum, akses point mampu menampung hingga ratusan klien dibawahnya, akan tetapi secara prosedur, para vendor penyedia piranti akses point merekomendasikan belasan hingga 40-an client yang boleh terhubung dalam sebuah layanan WLAN. Hal ini berpengaruh pada tingkat kecepatan dan pembagian hak akses pada jaringan yang tersedia.

Kamis, 02 Juni 2011

CARA MEMILIH CASING

Cara Memilih Casing

Cara Memilih Casing
1. Power Supply
a. Anda bisa memilih besarnya tegangan yang bisa diberikan oleh sebuah casing, misalnya 250watt, 280watt, 300watt, atau bahkan lebih, sesuai kebutuhan komponen yang akan Anda pasang. Jumlah daya ini berpengaruh langsung pada kerja berbagai komponen seperti prosesor, harddisk, dan sebagainya. Makin besar daya yang bisa disediakan, tentu saja PC Anda makin terjamin dan kestabilan bias terjaga. Masalahnya, banyak penjual casing yang “nakal”, di mana daya yang diberikan sebenarnya kurang dari 250watt, bahkan di bawah 200watt, tapi ditulis punya daya 250watt! Ini memang berkaitan erat dengan masalah harga.
b. Anda juga harus memperhatikan ada tidaknya switch untuk on/off pada power supply di casing. Memang fitur ini tidak sedemikian penting bila Anda hanya memakai PC buat mengetik atau menjalankan aplikasi-aplikasi ringan yang lain. Tetapi, buat Anda yang makanan sehari-harinya mengutak-atik jeroan di dalam PC, fitur ini pasti sangat bermanfaat untuk keselamatan komponen yang ada dari arus listrik bocor (induksi), meski saat itu tombol power telah dimatikan. Dengan adanya switch ini, pengguna tidak perlu lagi mencabut kabel konektor ke jala-jala listrik sebelum mengutak-atik motherboard, kartu grafis, atau komponen lainnya.
2. Ukuran Casing
Ukuran casing yang besar pasti sangat membantu Anda. Tentunya Anda tidak ingin mengalami kesulitan dalam pemasangan komponen dalam PC hanya karena ruang yang ada terlalu sempit. Dan jangan lupa, lebar atau ketebalan pun harus diperhatikan. Casing yang terlalu tipis biasanya kurang bias mengakomodasi berbagai kartu tambahan yang mungkin dipasang pada bus PCI atau slot AGP! Selain itu, dengan ukuran casing besar, seperti tipe ATX, berbagai ukuran motherboard bisa semuanya terpasang dalam casing. Ukuran casing yang besar, aliran udara di dalam casing bisa lebih bagus. Alhasil, suhu sistem secara keseluruhan pun bisa lebih dingin ketimbang memakai casing mungil!
3. Bay dan Port untuk Add-on Card
a. Pada bagian depan casing, perhatikan, berapa banyak bay alias kolom yang terpasang, baik buat CD-ROM drive, DVD-ROM drive, maupun floppy drive. Jika ingin Anda pasang cuma sebuah CD-ROM dan sebuah floppy, bay yang terlalu banyak tidak diperlukan. Tapi siapa tahu, nantinya Anda ingin memasang juga CD-RW drive atau DVD drive. Atau siapa tahu Anda ingin memasang harddisk tambahan menggunakan removable media rack, yang juga meminta tempat di bay ini. Makanya memang lebih baik pilih casing dengan jumlah bay yang lebih banyak! Pada umumnya jumlah bay ini ada tiga. Kalau bias mendapatkan empat atau lima, pasti lebih baik!
b. Port untuk add-on card yang berada di bagian belakang casing juga harus diperhatikan supaya nantinya Anda tidak kekurangan di saat ingin memasang beragam kartu tambahan. Casing yang mungil, tentu saja punya add-on card yang sedikit. Alhasil, kalau punya kartu tambahan yang berbasis PCI dan AGP, tidak semua bisa dipasang sekaligus. Casing yang besar, biasanya punya port addon card hingga 7 buah, sementara casing dengan ukuran kecil seperti micro ATX atau baby AT, paling banter hanya punya 4 biji.
c. Pada bagian dalam bay terdapat mounting bracket untuk tempat dudukan periferal semacam harddisk, CD-ROM drive, dan lain-lain. Pada beberapa merek casing, bracket ini disertai tambahan rel supaya pengguna bisa dengan mudah melepas dan memasang periferal-periferal tersebut.
4. Tempat ExhaustFan
Pada casing standar, tempat buat exhaust fan biasanya hanya satu. Namun, pada casing yang bagus, tempat exhaust fan tersebut bisa lebih dari satu. Umumnya terdiri dari tiga, dengan rincian dua di belakang dan satu di bagian depan. Sayangnya, hanya beberapa merek saja yang bisa dipasangi exhaust fan di bagian depan. Padahal, justru bagian inilah yang paling dekat dengan harddisk. Alhasil, kalau ada exhaust fan di bagian depan, harddisk sekaligus ruangan dalam casing akan terjaga tetap dingin.
5. Sistem Ventilasi
Supaya sistem PC punya suhu yang rendah, tidak hanya fan saja yang diperlukan. Casing juga memainkan peran penting buat menurunkan suhu. Nah, kalau Anda mencari casing yang bagus, perhatikan juga fitur ventilasinya. Yang bagus memang yang punya celah udara yang cukup, baik di atas, belakang, maupun di bagian samping. Semakin banyak celah yang dimiliki, makin bagus pula pertukaran udara di dalam casing!
6. Kemudahan Membuka Casing
Kemudahan membuka casing memang berbanding terbalik dengan keamanan komponen dari tangan jahil. Namun, buat Anda yang biasa mengutak-atik, kemudahan membuka tentu saja juga jadi faktor penting dalam memilih casing. Kalau dulu banyak merek masih memakai penutup bentuk U, maka sekarang ini, casing yang ada di pasaran sudah banyak yang bisa dibuka hanya dari satu sisi saja (model sliding). Itu artinya, pengguna tidak perlu lagi membuka penutup dengan susah payah.
7. Ketebalan Pelat Casing
Ketebalan casing juga harus diperhatikan karena kuat tidaknya casing juga ditentukan dari ketebalan ini. Banyak casing sekarang ini yang berkesan ringan dan trendi. Tapi setelah dipakai, kesan ringan ini bahkan jadi tenggelam. Yang ada justru kelihatan ringkih. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya Anda memilih casing dengan ketebalan yang cukup. Anda bisa memilih dari bahan aluminium dengan ketebalan 0,4; 0,6; atau 0,8 milimeter. Kalau kurang dari itu gimana? Bisa dipastikan sekali casing tersebut tidak terlalu kokoh. Ada kemungkinan juga sewaktu-waktu casing tersebut penyok-penyok bila terkena beban atau terjatuh. Carilah casing dengan ketebalan 0,8mm. Meski agak berat, yang pasti casing tersebut akan kuat menahan goncangan atau tekanan dari luar.
8. Perhatikan Bentuk Luarnya!
Kalau semua faktor di atas sudah dipenuhi semua, barulah Anda mempertimbangkan bentuknya. Kalau mau trendi, memang sekarang lagi jamannya casing begituan. Ada begitu banyak bentuk dan model yang bisa Anda pilih dengan warna-warna yang cukup ngejreng! Akan tetapi sekali lagi, jadikanlah bentuk luar tersebut sebagai pertimbangan terakhir!